Presiden SBY selalu mengedepankan pentingnya membangun budaya inovasi di Indonesia. Tanpa inovasi Indonesia akan mandeg dan tenggelam ditelan gemuruh persaingan global. Sumber mata air Inovasi adalah penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tanpa penguasaan IPTEK, inovasi juga akan terbelenggu dalam satu lingkaran dan berputar ditempat yang sama.
Roh dari inovasi adalah kreativitas. Sumber mata air kreativitas adalah pengetahuan mendalam tentang tradisi dan kultur kemajuan masa lalu yang direvitalisasi sepanjang masa. Kreativitas melahirkan pikiran diluar kebiasaan atau “out of the box thinking”. Pikiran yang dapat menembus batas tradisi dan belenggu kebekuan solusi masa lalu, pikiran yang dapat menguak kesempatan dan menemukan “daerah solusi” atau terrain bisnis masa depan.
Pendekatan Out of the box thinking memerlukan”passion” atau kecintaan yang luar biasa atas keahlian dan profesi yang ditekuni. Roh dari out of the box thinking ada pada harapan untuk membangun tata cara dan pola kerja agar masyarakat Indonesia lebih baik darimasa lalu dan lebih sejahtera. Suatu “passion” yang oleh Bung Karno disebut sebagai Ambeg para amarta, untuk menjebol belenggu masa lalu dan membangun jalan baru bagi masa depan Bangsa yang gemilang. (tahun 1963 BungKarno memberi judul pidatonya Ambeg para amarta , judul yg diambil dari kosakata kisah pewayangan jawa Yudhidtira. Merujuk pada “salah satu sifat leadership yg dalam sebelas sifat kepemimpinan utama dari doktrin TNI. Yakni suatu sifat pemimpin untuk memiliki keahlian dan kejelian memilih mana tindakan mulia mana yg jelek dan harus ditinggalkan. Memilih mana yang subtantif dan strategis membawa kemenangan dan mana yang tipuan taktis untuk mengecoh lawan.Suatu kemampuan menentukan skala prioritas,mendahulukan yang penting menunda yang ecek ecek)
Dalam konteks inilah saya ingin menyatakan rasa hormat saya kepada para guru, pembimbing dan pelajar pelajar SMK Solo yang berhasil mengembangkan mobil esemka, Dan juga ingin menyatakan rasa hormat atas keberanian walikota Solo Jokowi dan Wakil Walikota Solo yang berani pasang badan dengan mengedapankan sifat Ambeg para amarta untuk menentukan prioritas melindungi karya generasi muda Solo dengan memberi contoh konkrit, menggunakan produk itu sebagai mobil dinas.
Sesuatu langkah kreativ dan aktivitas awal proses inovasi yang patut diacungi dua jempol.
Dalam dunia rekayasa dan rancang bangun dikenal dua proses penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang pertama melalui proses pendidikan bertahap, berjenjang, bertingkat dan berlanjut dari SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi. Dan yang kedua melalui proses pembudayaan dalam dunia praktek dilapangan secara learning by doing. Jalur pertama proses bertahap,bertingkat dan berlanjut dalam jenjang pendidikan yang bermetode untuk menguasai “logos” melalui jenjang SMA, Fakultas Teknik, S2 Engineering dan PhD atau ScD akan melahirkan Sumber Daya Insani yang diharapkan akan menjadi “thinker:” atau pemikir iptek. Robert Reich menteri tenaga kerja Presiden Clinton menyebutnya sebagai “Geek”, inspiratortinovasi, maestro iptek. Daoed Joesoef pernah mengenalkan istilahTechno-Soph, Filiosof Technology atau orang bijaksana dalam bidang teknologi (sophya artinya bijaksana ?).
Jalur kedua proses pembudayaan iptek yang ditempuh melalui pengalaman lapangan secara “trial and error” atau learning by doing yang bertahap, bertingkat dan berkesinambungan. Pada umumnya proses ini akan melahirkan tenaga berkeahlian tinggi yang disebut a “giftedengineer” seperti ir Sutami, ir Juanda, Rooseno Dalam dunia militer pada perang dunia kedua dikenal istilah “marshall medan” jago perang tank seperti Rommel dan Patton atau Ngu Yen Van Giap da Jedral AH Nasution jago perang gerilya. Mereka ini dikategorikan sebagai tinker (tanpa huruf h).
Menurut wikipedia “To tinker with something “berarti ” to build or rebuild via a process also known as bricolage.”dan “t inker (third-person singular simple present tinkers, present participle tinkering, simple past and past participle tinkered) berarti to fiddle with something in an attempt to fix, mend or improve it, especially in an experimental. Sementara “Bricolage ( [UTF-8?]/ËŒbriËkɵˈlÉ‘ËÊ’/ or [UTF-8?]/ËŒbrɪkɵˈlÉ‘ËÊ’/)is a term used in several disciplines, among them the visual arts, to refer to the construction or creation of a work from a diverse range of things that happen to be available, or a work created by such a process. The term is borrowed from the French word bricolage, from the verb bricoler, the core meaning in French being, “fiddle, tinker” and, by extension, “to make creative and resourceful use of whatever materials are at hand (regardless of their original purpose)”. In contemporary French the word is the equivalent of the English do it yourself, and is seen on large shed retail outlets throughout France. A person who engages in bricolage is abricoleur.”
Dengan kata lain tinker adalah ahli rekayasa rancang bangunyang menjadi “dewa keahlian” akibat jam terbang dilapangan dalam bidang bongkar pasang komponen dan mesin mesin , atau “craft” seniman dalam bidang keinsinyuran. Kalau kita datang ke bengkel bengkel mobil utama banyak sekali kita temui orang yang amat berpengelaman dalam menukangi satu jenis mesin terntentu. Para penggemar mobil antik menyebutnya sebagai “para dukun mesin”. ada dukun mercy, ada dukun bmw dan lain sebagainya. Yang dengan mendengar suara mesin saja mereka sudah tahu apa yang tak beres, dan kemudian bisa memerintahkan keneknya untuk membongkar semua komponen dan mempretelinya satu persatu untuk dibangun kembali menjadi mesin bersuara halus setelah disana sini diganti dengan komponen baru.
Tentu saja karena setiap komponen mengandung fungsi dan keterkaitan satu sama lain. Baik tinker maupun thinker memerlukan proses belajar untuk memahami hal hal dan prinsip utama dari tiap fungsi komponen dan keterkaitannya satu sama lain. Suatu “basic education” tentang elemen mesin dan gambar tekniknya hingga tingkat tertentu. Prof BJ Habibie menyebutnya sebagai proses peningkatan nilai tambah yang diperoleh dengan prinsip bermulad ari akhir , dan berhenti di awalnya.
Merujuk hal tersebut diatas ,Menurut hemat saya apa yang ditempuh dalam proses pembuatan mobil esemka ini titik beratnya adalah pada pembinaan iptek otomotif kepada para pelajar SMK melalui jalur kedua, jalur pembudayaan yang dimulai dari proses adopsi teknologi secara “learning bydoing”,
Karena itu generasi muda esemka ini mungkin lebih tepat masuk kejalur industri kreative, dimana pengembangan mobil yang dilaksanakan disana menempuh jalur seperti pengembangan mobil “taylor made” dalam jumlah terbatas seperti yang dilakukan oleh perusahaan mobil; “RollRoyce”, limited edition. Bukan Mass production dalam jumlah 2000 setahun misalnya.
Dengan demikian pola pemberian sertifikasi uji type dan kelaikan jalan dari Departemen Perhubungan ada baiknya menggunakan model sertifikasi bertahap bertingkat dan berlanjut. Yakni dimulai dengan Sertifikasi Kelaikan Terbatas Dsebut Sertifikat Experimental. Dimana yang utama adalah integrasi tiap komponen dinilai berdasarkan krieteria “form-function and relationships”. Kemudian baru sertifikasi yang lebih ketat.
Sertifikasi Experimental titik awalnya dapat dimulai berdasarkan “three view drawing” untuk mengaudit setiap bentuk dan fungsi serta keterkaitan antar komponen yang dirakit menjadi mobil dalam kelas tertentu (semacam fit and proper test antara specifikasi disain dengan kenyataan, conformity check). Audit juga brsifat sederhana , yang paling utama adalah ketepatan dan ketelitian posisi “center line” dari chasis supaya ban tidak cepat gundul sebelah, kemudian presisi soal centerline dari chasis,body, pintu dan rangka mobil. Dan hal hal teknis lainnya yang memberikan jaminan bahwa tiap komponen tidak akan bercerai berai ketika mobil dijalankan dalamkecepatan tertentu sehingga penumpang dapat stabil dan aman ditempat duduknya sepanjang perjalanan dan disetiap lintasan serta kecepatannya.
Jika sertfikasi type dalam bentuk eksperimental ini telah lolos dalam jumlah jam perjalanan tertentu (katakan 200 jam) yang terdiri atas Endurance Test dengan melakukan proses berkenderaan selama 5 jam non stop misalnya di Sirkuit sentul dengan kecepatan konstan 40 km/jam, kemudian satu siklus 5 jam lagi dengan kecepatan 60 km/jam. Setelah itu Steering test dengan membuat gerakan lingkaran delapan yang dilanjutkan dengan perjalanan ke puncakyang memiliki kelokan dan tanjakan serta turunan (terrain test), baru perjalanan jelajah 500 km secara estafet pelbagai kecepatan pelbagai medan.Terakhir ada tempat uji ketahanan mobil yg dimiliki TNI (jangan lupa di TNIbanyak “dukun dukun” mobil yang memiliki jam terbang tinggi karena sering merawat dan melakukan overhaul semua kenderaan TNI yang siap operasi –Beng MAt) atau di Serpong ada laboraturium uji konstruksi, di IPTN ada peralatan untuk teliti ketepatan centerline. Yang bisa didaya gunakanuntuk uji kesenyawaan semua komponen terutama komponen dinamis yg diintegrasikan dalam suatu sistem (form and function fit and proper test inrealtion to each other as a system integrator).
Melalui cara ini dgn mudah dapat dibangkitkan semua “kekeliruan atau kegagalan sistem yang tertidur” (dormant failure),untuk kemudian diperbaiki jika ada. Karenanya sertifikat yang ketat seperti mobil komersial lainnya tidak perlu diterapkan sekarang.